Apa itu pengertian suhu? Setiap manusia dapat merasakan panas dan dingin sebuah benda karena adanya suhu. Suhu benda yang dingin dikatakan lebih rendah dibanding suhu benda yang panas. Sebaliknya, jika benda tersebut panas, artinya memiliki suhu yang lebih tinggi dari benda lain yang dingin.
Dari hal tersebut lah kita dapat mengenal bahwa suhu merupakan sebuah besaran. Sebenarnya masih banyak hal lain yang perlu diketahui tentang suhu. Sebab setiap hari kita kerap menemuinya dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk itu, guna menambah pengetahuan tentang suhu, berikut akan dijelaskan lebih jauh mengenai pengertian suhu, faktor yang mempengaruhi, alat pengukurnya, dan hal-hal lain yang perlu diketahui dari sebuah suhu. Demi mendapatkan informasi yang lengkap, simak ulasan berikut ini sampai selesai ya.
Daftar Isi
Pengertian Suhu Dari Berbagai Sumber
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), suhu diartikan sebagai ukuran kuantitatif dari temperatur, panas atau dingin, dan diukur menggunakan termometer. Suhu menjadi besaran yang akan menyatakan ukuran derajat dingin dan panas suatu benda. Selain bisa dinyatakan secara kualitatif, suhu juga dapat dinyatakan secara kuantitatif dengan satuan derajat tertentu.
Tri Cahyono (2007) dalam buku Penyehatan Udara menyatakan bahwa suhu adalah keadaan panas dinginnya suatu udara. Daerah tropis memiliki suhu udara yang tertinggi di muka bumi, dan semakin ke kutub, suhu udaranya akan semakin rendah.
Lalu jika berdasarkan datarannya, dataran rendah cenderung memiliki suhu yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan dataran tinggi. Semakin tinggi permukaan tanah, maka suhunya juga akan semakin rendah. Seperti suhu dingin yang akan dirasakan menusuk tulang jika sedang berada di gunung.
Kemudian dalam Encyclopedia Britannica juga disebutkan bahwa suhu adalah ukuran panas atau dingin yang dinyatakan dengan skala sembarang. Di mana skala tersebut menunjukkan bahwa suhu panas yang memiliki energi tinggi akan mengalir ke suhu yang lebih rendah atau dingin. Maka dari itu, suhu dapat dinyatakan pula menjadi ukuran kualitatif sebuah benda. Suhu ini bisa diukur karena adanya energi kinetik dalam suatu benda. Jadi, semakin besar energi kinetik suatu benda, suhunya akan semakin tinggi.
Kemudian jika dilihat dari konteks penguapan, suhu juga sangat berperan terhadap proses kimia di udara. Semakin tinggi suhu suatu udara, maka penguapan airnya juga akan semakin tinggi, begitu juga dengan uap air yang ditahan, dan hal tersebut juga mempercepat terjadinya reaksi kimia di udara.
Sebaliknya, semakin rendah suhu udara, kemampuan menahan uap airnya juga rendah, dan menyebabkan udara menjadi jenuh uap air. Akibatnya, apabila udara sudah mencapai batas maksimum, maka kondensasi pengembunan terjadi dan hujan pun akan turun.
Faktor Yang Mempengaruhi Suhu
Berdasarkan pengertian suhu yang telah dijelaskan di atas, dapat diketahui bahwa suhu sebuah benda dapat berubah menjadi panas atau dingin. Tentu ada banyak hal yang menjadi penyebab sebuah benda memiliki suhu rendah atau tinggi.
Handoko dalam buku yang berjudul Pengantar Unsur-unsur Cuaca di Stasiun Klimatologi Pertanian menyebutkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi suhu. Berikut adalah faktor-faktor yang bisa mempengaruhi suhu di permukaan bumi, di antaranya adalah:
Maka untuk menyatakan suhu dengan sama antara satu orang dengan orang lainnya, dibutuhkan alat pengukur suhu yang dapat menyatakan suhu secara kuantitatif. Alat bantu pengukur suhu ini dinamakan dengan termometer. Dengan alat-alat yang akan disebutkan berikut, hasil pengukuran suhu yang dilakukan akan memberikan persepsi yang sama pada semua orang
1. Termometer Klinis
Alat pengukur suhu pertama ada termometer klinis. Termometer ini biasa dipakai oleh dokter untuk mengukur suhu badan pasiennya. Alat ini memang dipakai di bidang kesehatan sebagai pendeteksi adanya penyakit pada tubuh seseorang.
2. Termometer Ruangan
Termometer ini merupakan alat pengukur suhu yang dipakai di suatu ruangan untuk memantau suhu di sana. Alat ini biasa dimanfaatkan oleh orang-orang yang berada di negara dengan empat musim. Gunanya untuk mengatur suhu di dalam ruangan tertentu.
3. Termometer Inframerah
Selanjutnya ada termometer inframerah, yang biasa dipakai untuk mengukur suhu tubuh saat pandemi. Alat pengukur suhu satu ini dapat mengukur suhu pada arteri tanpa menyentuh tubuh sama sekali.
4. Termometer Digital
Kemudian ada termometer digita. Alat ini tidak menggunakan alkohol ataupun air raksa. Dalam mengukur suhu, termometer digital memakai sifat pemuaian pada logam, sehingga pengukuran suhu menjadi lebih cepat dan tepat dilakukan.
5. Termometer Laboratorium
Kelima ada alat pengukur suhu yang biasa dipakai untuk membantu kegiatan penelitian atau eksperimen, yang dinamakan Termometer Laboratorium. Alat ini yang biasanya berisi air raksa atau alkohol guna mengukur suhu. Adapun suhu cairan yang dimasukkan pun cukup bervariasi, disesuaikan dengan kebutuhan.
6. Termokopel
Terakhir ada termokopel, yaitu alat pengukur suhu yang berupa sensor termoelektrik . Apabila dilakukan konfigurasi dengan benar dan tepat, termokopel ini bisa melakukan pengukuran suhu dengan jangkauan yang luas.
Dalam menyatakan sebuah suhu, alat yang dipakai atau termometer ini juga bisa dibagi menjadi dua jenis, yaitu termometer padat dan termometer cair. Termometer zat padat menggunakan sifat benda padat sebagai bahan pembuat, sementara termometer zat cair memakai benda cair atau alkohol sebagai bahan pembuatnya.
7. Termometer Zat Padat
Contoh dari termometer zat padat yaitu termometer bimetal, yang menggunakan logam sebagai bahan untuk mengukur suhu pada suatu benda. Lalu ada termometer termokopel yang memakai aliran listrik guna menentukan besaran suhu.
8. Termometer Zat Cair
Kedua ada termometer dengan cair, contohnya adalah termometer laboratorium yang memakai skala mulai dari -10 derajat celcius. Lalu ada termometer untuk mengukur suhu badan yang menggunakan skala antara 35 derajat celcius sampai 42 derajat celcius.
Macam Skala Suhu
Nilai derajat sebuah suhu dapat diatur ke dalam empat jenis skala suhu, yaitu Celsius (C), Farenheit (F), Reamur (R), dan Kelvin(K). Adapun skala suhu akan didasarkan pada dua titik tepat, yaitu titik tetap bawah dan titik tetap atas. Titik bawah menandakan titik beku, sementara itu titik atas menunjukkan titik didih. Nah, kedua titik tersebut, dalam setiap jenis skala suhu dinyatakan sebagai berikut:
- Skala suhu Celcius memiliki titik bawah 0 derajat Celcius, dan titik atas sebesar 100 derajat Celcius.
- Skala suhu Fahrenheit memiliki titik bawah sebesar 32 derajat Fahrenheit dan memiliki titik atas sebesar 212 derajat Fahrenheit.
- Adapun skala Reamur mempunyai titik bawah sebesar 0 derajat Reamur dan titik atas sebesar 80 derajat Reamur.
- Terakhir, skala Kelvin memiliki titik bawah sebesar 273 dan titik atas sebesar 373.
Perlu Anda ketahui bahwa skala suhu Kelvin (K) tidak menggunakan derajat, namun menggunakan nol mutlak. Hal ini dapat diartikan bahwa nol Kelvin memiliki makna bahwa tidak ada energi panas sama sekali pada sebuah benda. Hal ini pula yang kemudian menjadikan Kelvin sebagai skala suhu pada Satuan Internasional atau SI. Untuk mengetahui lebih rinci tentang keempat skala tersebut, berikut penjelasannya:
1. Celcius (C)
Celcius ini merupakan skala suhu yang paling sering dipakai, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Celcius memiliki satuan derajat C. Dalam melakukan perbandingan antara dingin dan panas, skala Celcius air membeku pada suhu 0 derajat celcius. Sementara skala celcius pada air mendidih adalah 100 derajat celcius.
2. Farenheit (F)
Kedua adalah Fahrenheit atau dikenal dengan huruf F saja. Dilihat dari Lumen Learning, Fahrenheit ini merupakan skala pengukur suhu yang paling banyak dipakai di negara Amerika Serikat. Skala Fahrenheit mempunyai satuan derajat Farenheit. Adapun di skala ini, air mendidih ada pada suhu 212 derajat F, sementara air membeku ada pada skala 32 derajat Fahrenheit.
3. Kelvin (K)
Skala pengukuran suhu selanjutnya adalah Kelvin. Skala inilah yang diketahui tidak memiliki derajat. Satuan pada skala ini adalah Kelvin (K). Sebagai perbandingan, dalam skala ini air mendidih pada suhu 373,15 Kelvin, dan air membeku pada suhu 273,15 Kelvin.
4. Reamur (R)
Terakhir ada Reamur, yaitu skala pengukur suhu yang ditemukan oleh Antoine Ferchault de Reamur pada tahun 1730. Skala Reamur ini mempunyai satuan derajat Reamur. Pada skala ini, suhu untuk air mendidih yaitu sebesar 80 derajat Reamur, dan suhu pada air membeku sebesar 0 derajat Reamur.
Apabila diambil kesimpulan, maka perbandingan antara keempat suhu di atas adalah sebagai berikut:
C : R : F : K = 100 : 80 : 180 : 100
C : R : F : K = 5 : 4 : 9 : 5
Rumus Menghitung Suhu
Suhu dari suatu benda akan memiliki derajat yang berbeda saat diukur menggunakan skala yang berbeda. Untuk termometer skala celcius akan menunjukkan suhu yang sama yaitu pada suhu 40 derajat apabila diukur dengan skala Fahrenheit. Kemudian untuk skala Reamur akan menunjukkan skala yang sama dengan suhu termometer skala Fahrenheit pada -25, 6 derajat.
Berikut ini adalah rumus untuk menghitung suhu:
- Rumus dari skala Celcius ke skala Fahrenheit => T (derajat C) = 9/5 T derajat Celsius + 32
- Rumus dari skala Celcius ke skala Reamur => T (derajat R) = 4/5 T derajat R
- Rumus dari skala Celcius ke Kelvin => T (K) = T derajat C + 273
- Rumus dari skala Fahrenheit ke skala Celcius => T (derajat C) = 5/9 T derajat F – 32
- Rumus dari skala Fahrenheit ke skala Reamur => T (derajat R) = 4/9 T derajat F – 32
- Rumus dari skala Fahrenheit ke Kelvin => T (K) = 5/9 ( T derajat F – 32) + 273
- Rumus dari skala Reamur ke Celcius => T (derajat C) = 5/4 T derajat R
- Rumus dari skala Reamur ke Fahrenheit => T (derajat F) = 9/4 T derajat F + 32
- Rumus dari skala Reamur ke Kelvin => T (K) = 5/4 T derajat R + 273
- Rumus dari skala Kelvin ke skala Celcius => T (derajat C) = TK – 273
- Rumus dari skala Kelvin ke skala Fahrenheit => T (derajat F) = 9/5 (TK-273) + 32
- Rumus dari skala Kelvin ke skala Reamur => T (derajat R) = 4/5 TK – 273
Perubahan yang Terjadi Akibat Adanya Suhu
Suhu menjadi sesuatu yang bisa membuat sebuah zat berubah wujud. Hal tersebut terjadi karena adanya kalor. Kalor yang dapat menyebabkan wujud sebuah zat berubah adalah energi yang dapat berpindah-pindah dari benda dengan suhu tinggi ke benda dengan suhu rendah jika keduanya saling bersentuhan. Zat yang membutuhkan kalor ini dapat berubah wujud berupa:
- Mencair: yaitu benda yang berubah wujud menjadi cair. Contohnya adalah es batu, sesaat setelah dikeluarkan dari lemari es dan terkena sinar matahari, maka es batu akan berubah menjadi cair lagi.
- Menguap, yaitu perubahan wujud menjadi uap. Contohnya adalah air yang dididihkan di dalam panci akan mengeluarkan uap panas. Jadi air akan berubah menjadi molekul-molekul uap.
- Menyublim, yaitu perubahan wujud zat menjadi gas. Contohnya yaitu kapur barus yang diletakkan di dalam lemari. Lama kelamaan tentu kapur barus tersebut akan semakin mengecil akibat berubah menjadi gas.
Perubahan di atas terjadi karena adanya kalor. Sementara berikut ini adalah bentuk-bentuk perubahan wujud zat yang melepaskan kalor, yaitu sebagai berikut:
- Membeku, yaitu ketika air di letakkan di dalam lemari es maka lama-lama akan membeku.
- Mengembun, yaitu saat es batu diletakkan di dalam gelas, maka akan ada embun yang muncul di bagian luar gelas.
- Mengkristal, yaitu terjadinya salju yang mengkristal atau terbentuk di awan.
Itulah beberapa hal penting tentang pengertian suhu, rumus, dan juga seluk beluknya. Sesungguhnya, suhu telah banyak ditemui dalam kehidupan. Sehingga penting bagi Anda untuk memahami suhu supaya dapat mempergunakannya dengan tepat.